Perbedaan Besi dan Aluminium

semuatahu.web.id – Perbedaan Besi dan Aluminium. Dua material yang kerap menjadi bahan utama dalam berbagai industri dan aplikasi adalah besi dan aluminium. Seiring berkembangnya teknologi dan kebutuhan manusia, pemahaman tentang perbedaan antara keduanya menjadi semakin penting. Siapa sangka, di balik kesederhanaan tampilan luar, besi dan aluminium memiliki karakteristik yang sangat berbeda satu sama lain. Dari konduktivitas hingga kekakuan, setiap atribut memainkan peran penting dalam menentukan kapan dan di mana material ini paling baik digunakan. Mari kita gali lebih dalam tentang perbedaan antara besi dan aluminium.

Keberadaan Alam

  1. Besi (Fe):
    • Besi adalah salah satu unsur paling umum di kerak bumi dan merupakan unsur terbesar kedua setelah oksigen.
    • Besi ditemukan dalam berbagai mineral, termasuk hematit (Fe2O3), magnetit (Fe3O4), limonit, dan siderit. Mineral-mineral ini dapat diekstraksi untuk menghasilkan logam besi.
    • Sebagian besar tambang besi terletak di negara-negara seperti Australia, Brasil, dan China. Besi juga dapat ditemukan di berbagai belahan dunia dalam bentuk bijih yang dapat dieksploitasi secara ekonomis.
  2. Aluminium (Al):
    • Aluminium ditemukan dalam kerak bumi dalam bentuk bijih, yang paling umum adalah bauxit. Bauxit adalah bijih aluminium yang kaya akan oksida aluminium dan digunakan sebagai sumber utama aluminium di dunia.
    • Kandungan aluminium dalam kerak bumi relatif tinggi, tetapi aluminium tidak pernah ditemukan dalam bentuk murni karena ia bereaksi dengan cepat dengan oksigen untuk membentuk lapisan oksida yang melindungi permukaannya.
    • Negara-negara dengan cadangan bauxit yang signifikan termasuk Guinea, Australia, Brazil, dan Jamaika. Proses ekstraksi aluminium melibatkan pemurnian bauksit menjadi aluminium murni melalui proses elektrolisis.

Massa Jenis

  1. Besi:
    • Massa jenis besi adalah sekitar 7.87 gram per sentimeter kubik (g/cm^3).
    • Besi memiliki struktur kristal yang padat, yang disebut struktur kristal kubik berpusat badan (body-centered cubic/BCC). Dalam struktur ini, atom besi tersusun dalam kisi kristal dengan atom tambahan terletak di pusat setiap kubus yang terbentuk.
    • Atom besi memiliki massa atom relatif yang cukup besar (sekitar 56), yang menyebabkan massa jenisnya yang tinggi.
  2. Aluminium:
    • Massa jenis aluminium adalah sekitar 2.70 g/cm^3, yang lebih rendah dibandingkan dengan besi.
    • Aluminium memiliki struktur kristal yang berbeda dari besi, yaitu struktur kristal kubik berwajah pusat (face-centered cubic/FCC). Dalam struktur ini, atom aluminium tersusun dalam kisi kristal dengan atom tambahan terletak di pusat setiap wajah kubus yang terbentuk.
    • Meskipun massa atom aluminium lebih kecil daripada besi (massa atom relatif sekitar 27), struktur kristal FCC yang lebih longgar menyebabkan massa jenisnya yang lebih rendah.

Kekerasan

  1. Besi:
    • Besi umumnya memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan aluminium. Kekerasan besi berkisar antara 4-5 dalam skala Mohs dan 200-300 dalam skala Brinell, tergantung pada jenis dan perlakuan termal yang diberikan.
    • Kekerasan besi dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk struktur kristalnya. Besi murni memiliki struktur kristal BCC (Body-Centered Cubic) yang memberikan kekerasan yang cukup baik.
    • Namun, besi sering kali diubah struktur kristalnya melalui perlakuan termal seperti pemanasan dan pendinginan yang dapat meningkatkan kekerasannya. Proses seperti pengerasan, pelapukan, dan karburasi dapat digunakan untuk meningkatkan kekerasan besi untuk aplikasi tertentu seperti pembuatan perkakas dan peralatan industri.
  2. Aluminium:
    • Aluminium umumnya memiliki kekerasan yang lebih rendah dibandingkan besi. Kekerasan aluminium berkisar antara 2-2,9 dalam skala Mohs dan sekitar 15 dalam skala Brinell.
    • Aluminium memiliki struktur kristal FCC (Face-Centered Cubic) yang lebih longgar dan atom aluminium yang lebih besar, yang membuatnya lebih rentan terhadap deformasi plastis daripada besi.
    • Meskipun kekerasan alami aluminium relatif rendah, aluminium dapat diperkuat melalui berbagai metode, termasuk pemberian paduan dengan logam lain, proses pemanasan yang dipercepat, atau proses deformasi seperti pelumasan dingin.

Kekuatan

  1. Besi:
    • Besi dikenal memiliki kekuatan yang tinggi dalam berbagai kondisi. Kekuatan tarik besi berkisar antara 200 hingga 500 MPa, tergantung pada jenis besi dan perlakuan termal yang diberikan.
    • Kekuatan besi dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk struktur kristalnya. Besi murni memiliki struktur kristal BCC (Body-Centered Cubic), yang memberikan kekuatan yang baik karena kepadatan atom yang tinggi.
    • Selain itu, besi juga sering diubah struktur kristalnya melalui proses perlakuan termal seperti pemanasan dan pendinginan untuk meningkatkan kekuatannya. Proses seperti pengerasan, pelapukan, dan karburasi dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan besi, yang membuatnya cocok untuk berbagai aplikasi konstruksi dan manufaktur.
  2. Aluminium:
    • Aluminium umumnya memiliki kekuatan yang lebih rendah dibandingkan besi. Kekuatan tarik aluminium berkisar antara 70 hingga 700 MPa, tergantung pada jenis dan perlakuan termal yang diberikan.
    • Aluminium memiliki struktur kristal FCC (Face-Centered Cubic) yang lebih longgar dan atom aluminium yang lebih besar, yang membuatnya lebih rentan terhadap deformasi plastis daripada besi.
    • Meskipun memiliki kekuatan yang relatif rendah, aluminium dapat diperkuat melalui beberapa teknik. Salah satunya adalah dengan mengubah struktur kristalnya melalui pemberian paduan dengan logam lain. Aluminium juga dapat diperkuat melalui proses mekanis seperti pengerolan atau penempaan yang mengarah pada deformasi yang terkontrol.

Kekakuan

  1. Besi:
    • Besi umumnya memiliki kekakuan yang tinggi. Kekakuan besi biasanya berkisar antara 100 hingga 211 GPa (gigapascal), tergantung pada jenis besi dan kondisi perlakuan termalnya.
    • Kekakuan besi dipengaruhi oleh struktur kristalnya. Besi murni memiliki struktur kristal BCC (Body-Centered Cubic), yang memberikan kekakuan yang baik karena kepadatan atom yang tinggi.
    • Struktur kristal yang padat dan kompak membuat besi menjadi material yang relatif kaku dan stabil ketika diberikan gaya eksternal. Ini membuat besi menjadi pilihan yang baik untuk berbagai aplikasi struktural di mana kekakuan dan kestabilan menjadi faktor penting.
  2. Aluminium:
    • Aluminium memiliki kekakuan yang lebih rendah dibandingkan besi. Kekakuan aluminium berkisar antara 68 hingga 79 GPa, tergantung pada jenis dan perlakuan termalnya.
    • Aluminium memiliki struktur kristal FCC (Face-Centered Cubic) yang lebih longgar dan atom aluminium yang lebih besar dibandingkan besi. Struktur ini memberikan aluminium kemampuan yang lebih baik untuk mengalami deformasi plastis.
    • Meskipun memiliki kekakuan yang lebih rendah, aluminium sering kali dipilih karena kekakuan yang cukup untuk banyak aplikasi, serta kemampuannya yang lebih baik untuk dideformasikan secara plastis. Ini membuat aluminium menjadi pilihan yang baik untuk aplikasi di mana kekakuan yang lebih rendah namun kemampuan deformasi yang baik dibutuhkan, seperti dalam pembuatan mobil, pesawat terbang, dan industri kapal.

Ketahanan Korosi

  • Besi:
    • Besi rentan terhadap korosi, terutama dalam bentuk yang paling umum, yaitu pembentukan karat (rust). Karat terjadi ketika besi bereaksi dengan oksigen dan air, membentuk senyawa besi oksida (Fe2O3) atau besi hidroksida (Fe(OH)3) yang rapuh dan tidak melindungi permukaan besi dari korosi lebih lanjut.
    • Korosi besi dapat dipercepat oleh kelembaban, asam, garam, dan polutan lain di lingkungan. Oleh karena itu, perlindungan tambahan seperti pelapisan atau lapisan anti-korosi diperlukan untuk mencegah atau memperlambat korosi besi.
  • Aluminium:
    • Aluminium memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap korosi dibandingkan besi. Ini karena aluminium membentuk lapisan oksida yang sangat tipis (Al2O3) di permukaannya ketika terpapar udara atau air. Lapisan oksida ini memberikan perlindungan alami terhadap korosi lebih lanjut dengan mencegah kontak langsung aluminium dengan lingkungan korosif.
    • Lapisan oksida ini juga memiliki sifat yang sangat melekat, sehingga jika tergores atau rusak, lapisan baru akan terbentuk untuk melindungi permukaan aluminium secara spontan.
    • Namun, ketahanan korosi aluminium dapat berkurang jika berada dalam lingkungan yang sangat asam atau basa. Dalam kondisi seperti itu, lapisan oksida mungkin terlarut atau rusak, meninggalkan permukaan aluminium rentan terhadap korosi.

Konduktivitas Termal

  • Besi:
    • Besi memiliki konduktivitas termal yang cukup baik. Konduktivitas termal besi berkisar antara 50 hingga 80 W/(m·K) tergantung pada kondisi suhu dan kemurnian besi tersebut.
    • Konduktivitas termal besi dipengaruhi oleh struktur kristalnya. Besi murni memiliki struktur kristal BCC (Body-Centered Cubic) yang memungkinkan atom untuk bergerak relatif bebas, sehingga meningkatkan konduktivitas termalnya.
    • Kekuatan dan kekakuan besi juga memengaruhi konduktivitas termalnya. Semakin padat dan kaku struktur besi, semakin tinggi konduktivitas termalnya.
  • Aluminium:
    • Aluminium memiliki konduktivitas termal yang lebih tinggi daripada besi. Konduktivitas termal aluminium adalah sekitar 210 W/(m·K), lebih dari dua kali lipat besi.
    • Konduktivitas termal aluminium dipengaruhi oleh struktur kristalnya yang lebih longgar (FCC), yang memungkinkan elektron untuk bergerak lebih bebas, sehingga meningkatkan kemampuan aluminium untuk menghantarkan panas.
    • Selain itu, densitas aluminium yang lebih rendah daripada besi juga berkontribusi pada konduktivitas termalnya yang tinggi. Atom-atom aluminium yang lebih besar dan lebih ringan memiliki lebih banyak ruang kosong di antara mereka, yang memungkinkan perpindahan panas dengan lebih efisien.

Konduktivitas Listrik

  1. Besi:
    • Konduktivitas listrik besi adalah sekitar 10^6 S/m (siemens per meter) atau sekitar 1,0 × 10^7 S/m tergantung pada kondisi kemurnian dan suhu. Besi memiliki konduktivitas listrik yang relatif rendah dibandingkan dengan beberapa logam lainnya.
    • Struktur kristal besi yang berupa BCC (Body-Centered Cubic) memiliki pengaruh signifikan terhadap konduktivitas listriknya. Dalam struktur ini, atom-atom besi memiliki jalur yang tidak sejajar untuk elektron bergerak, sehingga konduktivitas listriknya tidak sebaik logam lain yang memiliki struktur kristal yang lebih teratur.
    • Meskipun memiliki konduktivitas listrik yang relatif rendah, besi masih digunakan sebagai konduktor listrik dalam beberapa aplikasi karena biaya yang rendah dan sifat-sifat mekaniknya yang baik.
  2. Aluminium:
    • Aluminium memiliki konduktivitas listrik yang jauh lebih tinggi dibandingkan besi. Konduktivitas listrik aluminium adalah sekitar 3,5 × 10^7 S/m.
    • Struktur kristal aluminium yang berupa FCC (Face-Centered Cubic) memberikan kemudahan bagi elektron untuk bergerak secara bebas, sehingga meningkatkan konduktivitas listriknya.
    • Selain itu, elektron valensi aluminium memiliki mobilitas yang tinggi karena tingkat energi yang rendah, yang juga berkontribusi pada konduktivitas listrik yang tinggi.
    • Aluminium sering digunakan sebagai konduktor listrik dalam berbagai aplikasi termasuk kabel listrik, kawat, dan bagian elektronik karena konduktivitas listriknya yang tinggi dan bobot yang relatif rendah.

Biaya

  1. Besi:
    • Besi adalah logam yang relatif murah. Bahan mentah untuk produksi besi, seperti bijih besi, batu bara, dan batu kapur, seringkali lebih mudah ditemukan dan diekstraksi secara komersial dibandingkan dengan bahan mentah aluminium, seperti bauxit.
    • Proses ekstraksi besi dari bijih besi, yang melibatkan proses peleburan dan pemurnian dalam blast furnace, dapat menjadi mahal, tetapi industri besi telah mengembangkan metode produksi yang efisien untuk mengurangi biaya.
    • Biaya besi seringkali lebih rendah dalam hal harga per kilogram dibandingkan dengan aluminium. Namun, biaya total bisa bervariasi tergantung pada aplikasi spesifik dan kebutuhan struktural.
  2. Aluminium:
    • Aluminium memiliki biaya produksi yang lebih tinggi daripada besi. Bahan mentah utama untuk aluminium adalah bauxit, yang diekstraksi dari tambang dan memerlukan proses pengolahan yang canggih untuk menghasilkan aluminium murni.
    • Proses ekstraksi aluminium dari bauxit melalui proses Bayer dan proses Hall-Héroult, yang membutuhkan energi yang signifikan dan teknologi canggih, juga menyebabkan biaya produksi yang lebih tinggi.
    • Harga per kilogram aluminium seringkali lebih tinggi daripada besi. Namun, karena aluminium memiliki densitas yang lebih rendah daripada besi, volume aluminium yang diperlukan untuk aplikasi tertentu mungkin lebih besar, sehingga memengaruhi biaya totalnya.

Warna

  1. Besi:
    • Besi umumnya memiliki warna abu-abu hingga abu-abu tua. Warna ini seringkali dihasilkan oleh lapisan oksida yang menutupi permukaan besi, terutama jika besi teroksidasi atau berkarat.
    • Karakter warna besi dapat bervariasi tergantung pada keberadaan lapisan oksida dan kondisi permukaannya. Besi yang baru diolah atau diberi perlakuan anti-korosi mungkin memiliki warna yang lebih cerah atau lebih mirip dengan warna logam polos.
    • Warna besi juga dapat diubah melalui proses pengecatan atau penggunaan pelapis, yang memungkinkan untuk berbagai pilihan warna sesuai kebutuhan estetika atau fungsional.
  2. Aluminium:
    • Aluminium memiliki warna yang lebih cerah dan lebih bersinar daripada besi. Warna alami aluminium cenderung berwarna putih atau perak.
    • Ini disebabkan oleh sifat optik aluminium yang memantulkan cahaya dengan baik. Permukaan aluminium yang polos dan bersih dapat mencerminkan cahaya, menciptakan efek visual yang lebih terang dan mengkilap.
    • Warna alami aluminium yang cerah dan reflektif seringkali membuatnya menjadi pilihan yang populer dalam aplikasi yang memerlukan estetika yang menarik, seperti bangunan modern, kendaraan, atau peralatan rumah tangga.

 

Perbedaan Besi Aluminium
Keberadaan Alam Terdapat secara luas di kerak bumi Terdapat sebagai mineral bauxit
Massa Jenis Sekitar 7.87 g/cm^3 Sekitar 2.70 g/cm^3
Kekerasan Relatif keras, namun bisa diubah Lebih lunak dan mudah dibentuk
Kekuatan Kekuatan tarik yang tinggi Kekuatan tarik yang lebih rendah
Kekakuan Kekakuan yang baik Kekakuan yang lebih rendah
Ketahanan Korosi Rentan terhadap karat dan korosi Tahan terhadap korosi
Konduktivitas Termal Kurang baik Sangat baik
Konduktivitas Listrik Kurang baik Sangat baik
Biaya Lebih murah Lebih mahal
Warna Cenderung ke warna abu-abu Cenderung ke warna putih atau perak

Itulah Perbedaan Besi dan Aluminium. Terima kasih telah membaca di semuatahu.web.id dan semoga artikel ini bisa membantu kamu.

Tinggalkan komentar