Pengertian, Faktor serta Indikator Kinerja

semuatahu.web.id – Pengertian, Faktor, serta Indikator Kinerja – Kinerja merupakan sebuah kata yang berasal dari kata Job Performance. Job Perfirmance artinya prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang. Kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam menjalankan fungsinya. Serta sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Secara umum, kinerja merupakan sebuah perwujudan kerja yang dilakukan karyawan, yang biasanya digunakan sebagai dasar atau acuan penilaian terhadap karyawan dalam suatu organisasi. Suatu kinerja yang baik adalah sebuah langkah untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Maka dari itu, kinerja juga di definisikan sebagai sarana penentu dalam mencapai tujuan suatu organisasi, maka perlu diupayakan untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Definisi kinerja menurut para ahli

Selain definisi secara umum di atas, kinerja juga didefinisikan oleh para ahli, seperti berikut ini:

-Ambar Teguh Sulistiyani (2003:223)
Ambar Teguh Sulistiyani mengartikan kinerja seseorang sebagai kombinasi dari kemampuan, usaha, serta kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya.

-Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34)
Defenisi kinerja bagi Maluyu S.P. Hasibuan adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Dan berdasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan, juga waktu.

-John Whitmore (1997:104)
Bagi John Whitmore, kinerja merupakan pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang. Kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, dan suatu pameran umum ketrampilan.

-Barry Cushway (2002:1998)
Bagi Barry Cushway, kinerja yaitu menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan.

-Veizal Rivai (2004:309)
Definisi kinerja menurut Veizal Rivai adalah perilaku yang nyata, yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja. Disesuaikan dengan perannya dalam perusahaan.

-Robert L. Mathis dan John H. Jackson
Kinerja menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan.

-John Witmore (1997 : 104)
John Witmore dalam Coaching for Perfomance menyebutkan, kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi. Hal tersebut dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu prestasi, serta suatu pameran umum keterampilan.

-Stolovitch and Keeps (1992)
Kinerja menurut Stolovitch and Keeps adalah seperangkat hasil yang dicapai, merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta.

-Mangkuprawira dan Hubeis (2007:153)
Mangkuprawira dan Hubeis menyebutkan, kinerja karyawan merupakan hasil dari proses pekerjaan tertentu secara berencana. Serta pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan.

-Griffin (1987)
Bagi Griffin, kinerja yaitu salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja

-Hersey and Blanchard (1993)
Dikatakan oleh Hersey and Blanchard, kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan.

-Hasibuan (2002:160)
Kinerja menurut Hasibuan adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya atas kecakapan, usaha dan kesempatan.

-Anwar Prabu Mangkunegara, (2006:67)
Anwar Prabu Mangkunegara mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai seorang pegawai. Hal tersebut tentunya dalam melaksanakan tugas dan sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.

Baca juga :  Pengertian, Fungsi, Jenis, Dan Cara Kerja Induktor

Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Sebelum sampai pada pembahasan mengenai indikator kinerja, ada baiknya Anda mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja.

Robert L.Mathis dan John H. Jackson (2001:82) menyebutkan terdapat lima faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu:

-Kemampuan
-Motivasi
-Dukungan yang diterima
-Keberadaan pekerjaan yang dilakukan
-Hubungan dengan organisasi

Sedangkan menurut Mangkunegara (2000), faktor yang mempengaruhi kinerja diantaranya:

-Faktor kemampuan

Dari sisi psikologis, kemampuan atauy ability pegawai terdiri atas kemampan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan).

-Faktor motivasi

Sebuah motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi adalah suatu kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental adalah suatu kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal.

Selain faktor-faktor di atas, menurut Prawirosentono 1999:27, terdapat faktor lainnya yang memengaruhi kinerja, diantaranya yaitu:

-Efektifitas dan Efisiensi

Apabila suatu tujuan tertentu akhirnya dapat tercapai, Anda boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif. Namun, jika akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai, dan mengakibatkan kepuasan, walaupun efektif dinamakan tidak efesien. Namun, jika akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh, maka kegiatan tersebut efesien.

-Wewenang (Otoritas)

Otoritas adalah sifat dari komunikasi dalam suatu organisasi formal. Otoritas dimiliki anggota organisasi terhadap anggota lain untuk melakukan suatu kegiatan sesuai kontribusinya.

Disiplin

Disiplin yaitu taat terhadap peraturan yang telah disepakati dalam organisasi tempat ia bekerja. Hal ini perlu dilakukan oleh karyawan.

Inisiatif

Inisiatif yaitu sesuatu yang berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam membentuk ide yang berkaitan dengan tujuan organisasi yang telah direncanakan.

Faktor-faktor yang telah disebutkan di atas juga nantinya akan berpengaruh pada indikator kinerja karyawan. Sebelum itu, mari simak mengenai karakteristik kinerja karyawan terlebih dahulu.

 

Karakteristik Kinerja Karyawan

Mangkunegara (2002:68) mengatakan, karakteristik kinerja seseorang yang memiliki kinerja tinggi adalah sebagai berikut:

-Mempunyai keberanian untuk mengambil dan menanggung risiko yang dihadapi
-Mempunyai tujuan yang realitis
-Mempunyai tanggung jawab pribadi tinggi
-Mempunyai rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuannya
-Mampu memanfaatkan umpan balik yang kokrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan
-Mampu mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogram.

Indikator Kinerja Karyawan

Indikator untuk mengukur kinerja karyawan menurut Robbins (2006:206), yaitu:

-Kualitas

Kualitas kerja seorang karyawan dapat diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan. Selain itu juga dari kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.

-Kuantitas

Kuantitas adalah suatu jumlah yang dihasilkan, biasanya dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

-Ketepatan waktu

Ketepatan waktu merupakan suatu aktivitas yang diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan. Serta juga dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output, serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

-Efektivitas

Efektivitas adalah suatu tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang teknologi, bahan baku) yang dimaksimalkan. Tujuannya untuk menaikkan hasil setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

Kemandirian

Kemandirian yaitu suatu tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya

Komitmen kerja

Komitmen kerja adalah seorang karyawan memiliki komitmen dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor atau instansi tempat ia bekerja.

Swanson dan Holton yang dikutip oleh Keban (2004:194) juga mengatakan tentang indikator kinerja. “Kinerja pegawai secara individu bisa dilihat dari misi dan tujuan pegawai, apakah sesuai dengan misi lembaga? Apakah pegawai tersebut menemui hambatan dalam bekerja dan mencapai hasil? Apakah pegawai tersebut memiliki kemampuan mental, fisik, emosi dalam bekerja? Serta, apakah pegawai juga memiliki motivasi yang tinggi, pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman dalam bekerja?

Menurut Schuler dan Dowling, dalam Keban, 2004:195, indikator kinerja juga dapat diukur dari :

-kuantitas kerja
-kualitas kerja
-kerjasama
-pengetahuan tentang kerja
-kemandirian kerja
-kehadiran dan ketepatan waktu
-pengetahuan tentang kebijakan dan tujuan organisasi
-inisiatif dan penyampaian ide-ide yang sehat
-kemampuan supervisi dan teknik.

McKenna dan Beech (1995) mengatakan, untuk mengukur kinerja secara individual terdapat beberapa indikator. Indikator kinerja yang sering digunakan untuk menilai kinerja individu pegawai menurut McKenna dan Beech adalah:

a. Pengetahuan, kemampuan dan keterampilan pada pekerjaan/kompeten
b. Sikap kerja, yaitu antusiasme, komitmen dan motivasi
c. Kualitas pekerjaan
d. Interaksi, contohnya seperti keterampilan komunikasi dan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain dalam satu tim.

Demikianlah artikel mengenai indikator kinerja karyawan yang bisa Anda terapkan di sebuah instansi. Terima kasih telah membaca di semuatahu dan semoga artikel ini bisa membantu kamu.

Tinggalkan komentar