Cara Menemukan Saham Undervalue

semuatahu.web.id – Cara Menemukan Saham Undervalue. Ada banyak teori investasi yang bisa digunakan, “teori  investasi  terbaik” untuk seseorang tergantung pada jangka waktu, toleransi resiko,  dan tujuan investasinya. Salah satu pendekatan teori investasi yang cukup banyak digunakan adalah teori milik Benjamin Graham  dalam bukunya  The Intelligent Investor yang diterbitkan pada tahun 1949. Dalam buku The Intelligent Investor, Benjamin  Graham dalam buku tersebut memberikan konsep tentang saham undervalue. Saham undervalue adalah saham yang dijual atau memiliki harga dibawah nilai sebenarnya / nilai asetnya.

Dalam artikel ini kita, kenapa saham bisa undervalue  dan bagaimana mencari serta menemukan saham undervalue alias saham dinilai lebih rendah dibanding yang seharusnya. Saham undervalue adalah saham yang seseorang anggap memiliki nilai instrinsik lebih tinggi dibandingkan harganya yang sekarang. Investor menggunakan beberapa kriteria, metode dan indikator untuk menentukan suatu saham sedang undervalue. Beberapa metode menggunakan berbagai rasio analisis fundamental, lihat moving average, pola chart dan banyak lagi.

Pengertian Saham Undervalue

Saham undervalue adalah saham yang seseorang percayai memiliki  nilai valuasi instrinsik sebenarnya lebih tinggi dibandingkan harga saham itu saat ini.  Jadi misal kamu melihat saham PT. Mencari Cinta Sejati per lembar saham adalah Rp. 6.000. Sedangkan harga saham PT. Mencari Cinta Sejati  saat ini adalah Rp. 3.000. Saham PT. Mencari Cinta Sejati dianggap saham undervalue dari sudut pandang kamu.

Investor dan manajer investasi menggunakan kriteria berbeda untuk memutuskan suatu saham undervalue atau tidak, saham tersebut overvalue atau tidak, atau diharga wajarnya. Hal ini biasanya dilihat dari kombinasi keuangan perusahaan, data harga pasar saham tersebut selama ini, trend sahamnya saat ini dan faktor lainnya.

Cara Menemukan Saham Undervalue

Menggunakan Screener Saham

Semua orang pasti senang membeli saham yang kemudian harganya naik tetapi hal itu butuh keberuntungan yang besar. Teori investasi saham manapun tidak bisa timing the market, membeli saham undervalue dan bersabar hingga harga saham tersebut diapresiasi pasar saham hanya satu-satunya cara.  Hal itu terdengar mudah tetapi tidak semudah kelihatannya, ketakutan harga bakal terus turun dan goyahnya pandangan kamu tentang saham tersebut apakah benar-benar saham undervalue harus kamu lewati juga.

Walaupun bisa kita lihat penilaian analis dan berita saham tetapi penggunaan screener saham dinilai lebih baik dibandingkan dua hal itu. Screener saham adalah alat untuk menyaring saham berdasarkan kriteria tertentu seperti  data keuangan,  beberapa rasio seperti PBV, PER, dividen yield dan lain sebagainya.

Menggunakan Analisa Fundamental

Analisa fundamental saham adalah penggunaan ukuran dan perbandingan keuangan perusahaan untuk menentukan target nilai harga suatu saham. Jika kamu menemukan target nilai harga suatu saham lebih tinggi dibandingkan nilai harga saham tersebut saat ini berarti kamu menemukan saham undervalue. Investor menggunakan dua metode analisa fundamental untuk menentuakn saham undervalue atau tidak yaitu metode Discounted Cash Flow atau metode diskon arus kas (DCF ) dan Metode Diskon Dividen.

Discounted Cash Flow atau metode diskon arus kas (DCF ) adalah analisa yang berkaitan dengan memperkirakan masa depan arus kas perusahaan  dan menggunakan proyeksi tersebut untuk menentukan nilai valuasi perusahaan sekarang, apakah undervalue, overvalue atau sudah harga wajar.

Metode  Diskon Dividen adalah metode yang menggunakan pembayaran dividen saat ini dan proyeksi pembayaran dividen masa depan untuk menilai nilai instrinsik saham perusahaan. Jadi DPR dan dividen yield saham perusahaan menjadi pertimbangan untuk metode ini.

Perbandingan Rasio

Membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan perusahaan pesain dalam industri yang sama. Membandingkan Price-to-earnings (P/E), price-to-book, price-to-growth dan rasio saham lainnya sudah umum digunakan untuk mencari saham undervalue.

Rasio Price-to-earnings (P/E) adalah rasio harga terhadap penghasilan perusahaan, rasio ini yang sering digunakan, nilai relatif pada saham dan bukanlah rasio terbaik untuk digunakan untuk perbandingkan keuangan perusahaan dalam industri yang sama. Setiap perusahaan memiliki Price-to-earnings (P/E), semakin tinggi Price-to-earnings (P/E) artinya harga saham tersebut relatif lebih mahal dibandingkan penghasilan yang didapatkan perusahaan. Saat Price-to-earnings (P/E) rendah  artinya itu kesempatan untuk membeli saham tersebut. Perlu diingat, terkadang ada suatu alasan kenapa suatu saham tetap  Price-to-earnings (P/E) tetap rendah selamanya yang disebut value trap.

Rasio price/earnings growth (PEG) adalah rasio harga terhadap pertumbuhan penghasilan perusahaan. Rasio ini lebih baik dibandingkan hanya penggunaan rasio Price-to-earnings (P/E) saja. Cara hitung PE dengan ketahui nilai Price-to-earnings (P/E) dan bagi tingkat pertumbuhan penghasilan. Jadi Kebanyakan investor lebih memperhatikan kinerja masa lalu dibandingkan proyeksi kinerja masa depan, karena proyeksi terkadang hanya sebatas proyeksi yang tidak pernah terjadi. Misal jika Price-to-earnings (P/E) adalah 10, pertumbuhan penghasilan  adalah 15%, maka PEG 0,66. Nilai PEG yang kurang dari 1 dinilai baik.

Rasio Market-to-Book  adalah rasio nilai pasar atau kapitalisasi pasar  terhadap nilai buku  atau nilai ekuitas yang dimiliki perusahaan.  Jika rasio kapitalisasi pasar yang rendah dibandingkan ekuitas yang dimiliki, maka situasi tersebut adalah situasi saham tersebut dalam kondisi undervalue. Kunci memahami nilai buku atau nilai ekuitas perusahaan yaitu tahu nilai sebenarnya aset berwujud atau tangible assets (tanah, uang yang dimiliki, bangunan dan lain sebagainya) dan aset tak berwujud (niat baik atau goodwill, kekayaan intelektual dan lain sebagainya).

Menggunakan Analisa Teknikal

Analisa teknikal adalah metode penilaian untuk memprediksi harga di masa depan berdasarkan kondisi saat ini dan pola masa lalu. Trader yang sering menggunakan metode ini untuk menentukan saham valuasi undervalue atau tidak secara teknikal. Trader melihat pola chart tertentu yang terbentuk atau alat  analisis teknikal seperti moving average dan lain sebagainya. Hal paling sederhana yang digunakan adalah titik resisten dan titik support dalam pola yang terbentuk dalam suatu saham.

Itulah Cara Menemukan Saham Undervalue. Terima kasih telah membaca di semuatahu.web.id dan semoga artikel ini bisa membantu kamu.

Tinggalkan komentar