Pengertian, Tujuan dan Contoh Normalisasi Database

semuatahu.web.id – Pengertian, Tujuan dan Contoh Normalisasi Database –  Database merupakan sebuah faktor penting dalam penyusunan beberapa jenis teknologi pada saat ini. Beberapa penyusunan aplikasi serta website seringkali membutuhkan data tersebut sebagai dasar atau mentahan dari pembuatannya.

Dalam pembuatan dan pengelolaan database terdapat beberapa hal dan istilah penting. Salah satunya ialah proses normalisasi. Istilah ini pada dasarnya memang cukup familiar dan sering digunakan untuk bidang lain contohnya pada bidang pembangunan infrastruktur dan sejenisnya.

Secara umum istilah ini dapat diartikan sebagai proses menormalkan kembali sebuah objek pada suatu bidang tertentu. Contoh normalisasi di sekitar Anda juga cukup banyak khususnya yang berhubungan dengan lingkungan. Namun ternyata istilah ini tidak hanya berlaku untuk sebuah infrastruktur maupun hal yang berhubungan dengan lingkungan saja.

Hal tersebut juga berlaku pada proses yang berlaku bagi sebuah database untuk beberapa keperluan khusus. Biasanya hal ini dipelajari untuk jurusan rekayasa perangkat lunak atau RPL serta pembelajaran mengenai software. Hal tersebut cukup banyak dipelajari untuk pembuatan software dan aplikasi tertentu.

Pengertian Normalisasi Database

Secara umum normalisasi berarti sebuah proses pengelompokan atribut data yang membentuk entitas yang sederhana, fleksibel, non-redundant, serta mudah beradaptasi. Hal tersebut untuk memastikan bahwa database yang dibuat memiliki kualitas yang sangat baik. Contoh normalisasi bisa dilihat pada penggunaan database untuk beberapa kebutuhan khusus.

Teknik yang digunakan dengan mengorganisasi data kedalam tabel khusus untuk memenuhi kebutuhan pengguna di dalam suatu organisasi. Sebuah kumpulan atau organisasi khusus membutuhkan sistem normalisasi untuk mengorganisir data secara maksimal. Jika proses ini tidak digunakan maka beberapa hal bisa saja terjadi.

Bahkan beberapa jenis kerugian bisa saja terjadi jika tidak melalui proses normalisasi tersebut. Dalam hal ini terdapat beberapa hal yang mungkin saja terjadi berupa beberapa situasi khusus yang merugikan. Pertama adanya insert anomali yaitu situasi tidak memungkinkan memasukkan beberapa jenis data secara langsung di database.

Kedua delete anomali yaitu penghapusan data yang tidak sesuai dengan harapan. Data yang seharusnya tidak terhapus mungkin bisa saja ikut terhapus tanpa adanya proses normalisasi. Contoh normalisasi yang tidak digunakan ialah bisa membahayakan data yang dimiliki oleh organisasi tersebut.

Ketiga terjadi situasi update anomali yaitu nilai yang diubah menyebabkan inkonsistensi database. Data yang diubah tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan atau yang diinginkan sesuai kebutuhan pada organisasi tersebut. Ketiga hal tersebut tentunya cukup merugikan Terlebih jika organisasi atau perusahaan tersebut melibatkan sejumlah data di dalamnya.

Baca juga : Mengulik Normalisasi Database, Lebih Jauh !

Tujuan Normalisasi Database

Tujuan dari normalisasi ini ialah untuk menghilangkan dan mengurangi redudansi atau data yang rangkap. Selain itu, proses ini juga bertujuan untuk memastikan dependency data atau memastikan data berada pada tabel yang tepat. Intinya proses tersebut sangat dibutuhkan untuk memastikan sebuah data berada pada tempat dan posisi yang sesuai.

Jika sudah terdapat gejala adanya data yang melenceng dari seharusnya proses normalisasi tersebut bisa membantu mengembalikan dan mengatasi gejala tersebut. Data bisa digunakan secara normal dan sesuai kapasitasnya jika penempatan serta penggunaannya sesuai. Contoh normalisasi yang baik tentunya bisa menunjang dalam penempatan serta penggunaan database yang tepat.

Selain itu, tujuan dari proses ini ialah untuk mengurangi kompleksitas atau masalah dari database. Hal ini dapat membantu mempermudah pemodifikasian data sesuai kebutuhan dan organisasi atau perusahaan tersebut. Untuk beberapa perusahaan atau organisasi yang mengelola data maka hal ini akan sangat dibutuhkan.

Tahapan Normalisasi Database

Untuk melakukan proses tersebut dibutuhkan beberapa tahapan khusus sesuai prosedur sehingga prosesnya bisa dilakukan dengan baik. Jika Anda membaca setiap contoh normalisasi maka Anda akan menemukan beberapa tahapan yang akan dilalui oleh kasus atau contoh masalah yang akan melalui proses tersebut.

Tahapannya dapat dijelaskan sebagai berikut.

• Unnormalized Form (UNF) : Bentuk tidak normal berdasarkan data yang diperoleh dan mengandung kerangkapan data.

• First Normal Form (1NF) : Entitas yang dilakukan akibat atribut yang dimiliki tidak lebih dari 1 nilai untuk contoh tunggal dari entitas tersebut.

• Second Normal Form (2NF) : Entitas yang didalamnya terdapat atribut non-primary key yang tergantung hanya pada full primary key.

• Third Normal Form (3NF) : Entitas yang memiliki atribut non-primary key yang tidak bergantung pada atribut nonprimary key yang lain.

• Code Normal Form (BCNF) : Proses remove multivalued dependent yang terjadi jika masih ada anomaly pada bentuk 3NF. Hal ini dikarenakan relasi tersebut memiliki lebih dari satu candidate key.

• Fifth Normal Form (5NF) : Tahapan untuk mengatasi terjadinya join dependent sehingga terjadi pemecahan relasi menjadi dua. Relasi tersebut tidak dapat digabungkan lagi menjadi sebuah kesatuan.

Pada tahapan ini terjadi beberapa proses normalisasi yang dimulai dengan data diuraikan dalam bentuk tabel terlebih dahulu. Kemudian data akan dianalisis berdasarkan persyaratan tertentu menjadi beberapa tingkat. Jika tabel yang diuji belum memenuhi persyaratan khusus maka tabel tersebut harus dipecah menjadi beberapa tabel.

Pemecahan tabel tersebut harus menjadi bentuk yang lebih sederhana hingga memenuhi bentuk yang optimal sesuai kebutuhannya. Beberapa contoh normalisasi sering disajikan dalam bentuk tabel terutama untuk menjelaskan tahapan awal dari proses yang akan dilalui berdasarkan kasus atau masalah pada kondisi tertentu.

Contoh Normalisasi Database

– Bentuk Tidak Normal (UNF)

Syaratnya masukkan setiap atribut pada dokumen dasar yaitu dokumen masukan dan dokumen keluaran menjadi 1 himpunan. Masukkan setiap atribut pada dokumen masukan yang terdiri dari form data anggota, data user dan form buku. Dokumen tersebut harus dijadikan sebuah kesatuan dalam satu himpunan.

– Bentuk Normal Pertama (1NF)

Syaratnya tidak terdapat baris yang duplikat di mana masing-masing sel atau atribut harus bernilai tunggal. Hapus dan buang atribut yang duplikat yang ada pada bentuk tidak normal atau UNF. Ubah menjadi sel yang bernilai tunggal pada himpunan baru normalisasi bentuk pertama atau 1NF. Tentukan atribut yang akan dijadikan kandidat key yang akan menjadi kunci utama.

– Bentuk Normal Kedua

Syaratnya harus sudah dalam bentuk normal pertama dan semua atribut tidak masuk dalam primary key yang memiliki ketergantungan fungsional pada primary key secara utuh. Buat tabel baru dengan setiap himpunan yang saling ketergantungan secara fungsional antara atribut primary key dan yang tidak memiliki kunci.

– Bentuk Normal Ketiga (3NF)

Pada contoh normalisasi ini syaratnya harus menghilangkan anomali hasil dari ketergantungan yang bersifat fungsional. selain itu keadaannya harus sudah dalam bentuk normal kedua untuk selanjutnya memisahkan atribut yang termasuk atribut detail yang tidak tergantung secara langsung pada primary key.

Berikutnya pisahkan atribut pada kotak merah dari kelompok himpunan atau dari tabel. Kelompok tersebut harus dipindahkan dari tabel asal ke tabel yang baru. Pada contoh Anda juga bisa membuat gambaran khusus untuk lebih mudah memahami dan melakukan proses normalisasinya.

Bagi Anda yang sering menggunakan database maka pastikan Anda lebih sering membaca dan memahami contoh normalisasi beserta beberapa keterangan dan pengertiannya. Hal ini akan membantu untuk membuat data terjaga pada fungsi dan penggunaannya. Terima kasih telah membaca di semuatahu dan semoga artikel ini bisa membantu kamu.

 

Tinggalkan komentar