Kesalahan Umum Investor Pemula

semuatahu.web.id – Kesalahan Umum Investor Pemula. Investor pemula adalah investor yang baru masuk ke dunia investasi seperti reksadana dan saham ataupun instrumen investasi lainnya seperti obligasi, sukuk serta deposito. Investor pemula masih belum memiliki banyak pengetahuan tentang instrumen investasi tersebut dan biasanya hanya ikut-ikutan investasi, karena lagi trend di masyarakat. Bisa karena FOMO atau biar tidak dikatakan ketinggalan zaman.

Invenstor pemula pastinya masih belum memahami banyak hal dari mulai cara analisa instrumen investasi yang cocok bagi dirinya, analisa mendalam tentang instrumen itu, alasan kenapa beli instrumen investasi tersebut dan kapan waktu yang tepat dia harus membeli ataupun kapan waktu yang baik untuk menjual. Sangat senang kalau harga instrumen investasi mereka naik, pusing dan panik ketika harga instrumen investasi mereka turun. Mari kita bahas Kesalahan Umum Investor Pemula dan bahaya investasi modal ikut-ikutan.

Kesalahan Umum Investor Pemula

1.Tidak punya Target atau Tujuan Investasi

Kebanyakan investor pemula belum menentukan target yang jelas atau tidak mempunyai target serta tujuan investasi sama sekali. Jadi mereka berinvestasi, karena melihat teman atau keluarga mereka melakukan hal itu. Malah  bisa jadi mereka berinvestasi biar terlihat keren di lingkaran pertemanannya dan mendapatkan julukan investor dari teman-temannya.

Target atau tujuan investasi adalah hal yang penting yang membuat seorang investor tahu instrumen investasi apa yang cocok untuknya. Target atau tujuan investasi yang menentukan kapan waktu dia harus menjual instrumen investasi tersebut. Karena Target atau tujuan investasi jelas, maka target waktu hal itu ingin dicapai jelas. Seberapa banyak uang yang diinvestasikan dan paling penting kondisi psikologis investor lebih terjaga. Dibandingkan tujuan dan target investasi belum jelas atau konkrit seperti tujuan investasi supaya cepat kaya. Benar cepat kaya memang salah satu tujuan orang berinvestasi tapi ini terlalu umum.

Cepat kaya ini harus diperinci lagi, seberapa kaya yang dimaksud dan durasi berapa lama itu yang dikategorikan cepat. Karena sejatinya kaya itu adalah memiliki pemasukkan yang jauh lebih besar dibandingkan pengeluaran. Orang yang punya pengeluaran satu juta tapi punya penghasilan satu juta seratus ribu itu bisa disebut orang kaya, walaupun bukan kaya raya. Dibandingkan orang yang punya penghasilan seratus juta rupiah tapi punya pengeluaran seratus juta seratus ribu rupiah. Karena kaya itu terbilang relatif, hanya kaya raya atau kaya banget yang mutlak.

Dibandingkan target atau tujuan investasi yang masih belum jelas seperti kaya raya. Lebih baik memiliki tujuan atau  target investasi yang lebih konkrit dan jelas seperti mau membeli  smartphone baru, buat dana menikah, buat dana melahirkan istri, buat naik haji atau umroh, buat beli mobil atau rumah, atau bisa juga buat dana pensiun. Semakin jelas dan konkrit tujuan kita akan membuat kita tidak mudah galau ketika harga instrumen investasi kita naik atau turun serta membuat kita terus semangat berinvestasi.

Seperti contoh punya tujuan ingin buat dana menikah dalam 5 tahun lagi, jadi pasti dihitung butuh dana berapa buat nikah 5 tahun lagi, harus investasi berapa banyak demi meraih nominal dana segitu dalam 5 tahun lagi, harus investasi ke instrumen investasi apa biar bisa meraih nominal dana menikah tersebut, harus mencari instrumen investasi memiliki imbal hasil per tahun berapa. Hal seperti contoh diatas akan jelas bila tujuan atau target kita jelas.

2. Investasi Tidak Sesuai Profil Resiko

Investasi Tidak Sesuai Profil Resiko ini juga banyak terjadi pada investor pemula yang mau berinvestasi. Tidak tahu profil resiko diri mereka sendiri. Jadi malah ambil instrumen investasi yang fluktuasi harganya sangat tinggi seperti saham, reksadana saham dan cryptocurrency, padahal dia seorang investor konservatif. Harga turun sedikit, panik. Harga naik sedikit, galau mau jual atau enggak, takut harganya turun nanti. Hal ini malah bisa membuat investor ini terganggu psikologisnya alias istilah zaman sekarang, kenak mental.

Bisa jadi dia seorang investor punya profil resiko agresif dan tidak akan terganggu secara psikologis jika ada naik atau turun harga instrumen investasinya. Karena tidak tahu profil resikonya malah memilih instrumen investasi yang imbal hasil kecil dan fluktuasi harga rendah seperti reksadana pasar uang dan deposito. Karena ketidaktahuan malah membuat dia tidak bisa memaksimalkan imbal hasil yang mungkin didapatkan.

Baca juga: Perbedaan Strategi Investasi Dollar Cost Averaging dan Lump Sum

3.Trading Reksadana

Jual beli instrumen investasi bukanlah hal yang salah tapi kita harus tahu instrumen investasi apa yang cocok untuk di trading. Kalau salah menerapkan ini, malah keuntungan tidak maksimal. Sebagai contoh, investor pemula yang seharusnya menabung di reksadana pasar uang. Malah melakukan trading, pergerakan instrumen investasi seperti reksadana pasar uang memang cenderung naik tapi kalau dijadikan sarana trading. Keuntungan yang didapatkan tidak maksimal, karena harga reksadana pasar uang yang akan dibeli selanjutnya akan lebih mahal harganya dibandingkan yang dibeli pertama kali.

Kalau untuk trading, reksadana pasar uang dan reksadana obligasi tidak cocok sama sekali untuk trading jangka pendek. Reksadana ini lebih cocok untuk dijadikan tabungan investasi kamu. Kalau memang ingin trading tapi takut investasi ke saham langsung, pilihannya bisa jatuh ke reksadana saham atau reksadana campuran. Jadi walaupun bisa memanfaatkan fluktuasi harga reksadana ini dalam jangka pendek, tanpa harus analisa mendalam tentang fundamental dan teknikalnya. Karena manajer investasi reksadana sudah memilihkan saham yang dianggap terbaik menurut perhitungan dan strategi mereka untuk menghasilkan keuntungan dan tidak harus pusing titik dimana harus beli saham. Jadi hanya perlu menunggu harga naik sambil lalu terus top up reksadana tersebut.

4.Investasi Pakai Uang Kebutuhan atau Utang

Investasi itu penting untuk masa depan tapi sebagaimana yang kita harus ketahui bahwa investasi itu untuk jangka panjang. Jadi menggunakan uang dingin atau uang nganggur adalah syarat utama dalam berinvestasi. Investasi menggunakan uang kebutuhan sehari-hari, uang yang akan segera dipakai dalam waktu dekat, atau bahkan uang utang merupakan tindakan paling fatal yang dilakukan investor pemula. Karena uang yang digunakan bukan uang dingin, pikiran dalam menentukan strategi investasi juga tidak dingin. Hal ini mendorong melakukan kesalahan yang tidak perlu dan keputusan yang emosional sehingga berakibat kerugiaan secara finansial.

5. Tidak Konsisten dan Membeli Hanya Sekali

Konsisten adalah kunci utama selain uang yang akan digunakan. Konsisten untuk membeli produk investasi hingga target atau tujuan investasi tercapai ini butuh kedisplinan, niat dan semangat. Karena jika tidak konsisten dalam berinvestasi, maka akan membuat nilai investasi kita sedikit sehingga imbal hasil investasi kita kecil. Konsisten dalam berinvestasi pada instrumen saham, reksadana saham, dan reksadana campuran membuat harga rata-rata kita bisa bagus dan dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal.

Investor pemula biasanya membeli hanya sekali untuk berinvestasi atau secara lump sum. Pembelian secara lump sum atau menempatkan seluruh modal sekaligus ini kurang bagus. Cara berinvestasi paling bagus menggunakan Dollar Cost Averaging (DCA) atau membeli rutin setiap minggu / bulan dengan nominal yang sama. Jadi saat harga turun mendapatkan instrumen investasi dalam jumlah lebih banyak. Jika saat naik, maka mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Baca juga: Salah Kaprah Investor dan Trader Pemula di Bursa Saham

6.Mindset Jangka Pendek

Mindset jangka pendek dalam investasi tidak bagus. Karena semakin lama investasi kita, maka efek compounding interest terasa. Seperti bola salju, investasi akan terus membesar nilainya semakin lama jangka investasi tersebut. Mindset jangka pendek membuat kita rawan melakukan kesalahan berinvestasi, karena fluktuasi harga jangka pendek. Mindset jangka pendek membuat kita kesal ketika instrumen investasi kita tidak segera naik harganya atau malah turun sehingga mengambil tindakan jual rugi.

 

Bahaya Investasi Hanya Modal Ikut-Ikutan

Investasi modal ikut-ikutan adalah salah satu kesalahan utama bagi pemula. Karena ikut-ikutan tanpa ada ilmu bisa menyebabkan nyangkut. Investasi modal ikut-ikutan akan membuat kita salah beli dan kerugian yang sangat besar. Seperti saat di November 2020 saat IHSG rebound setelah terdampak pandemi. Banyak orang yang ikut-ikutan masuk beli saham dan cuan, karena IHSG dalam fase bullish. Kata banyak investor senior, fase bullish adalah fase dimana bahkan jika monyet disuruh beli saham bisa untung.

Saat itu banyak orang yang ikut-ikutan beli saham, influencer seperti artis dan youtuber juga bahkan beli saham. Semua cuan dari investasi saham kala itu, semua senang dan banyak orang yang pamer di sosial media. Mereka menganggap diri mereka jenius kala itu dan mereka menganggap mencari untung di saham mudah. Mereka berpikir untuk menjadi full time trader. Banyak yang pinjam uang atau utang ke Pinjol agar modal mereka bertambah dan cuan mereka bertambah.

Apalagi mereka merasa jenius, mudah cari untung di saham, mudah analisanya, dan akhir cerita dari kisah ini tidak begitu menyenangkan. Pada akhir Januari 2021, ketika fase bullish berakhir. Semua panik, ketika harga saham farmasi ARB beruntun tanpa boleh membiarkan siapapun keluar. Mereka menjerit, mereka memaki, mereka frustasi, mereka marah, mereka kesal dan mereka mengatakan bandar itu kejam. Mereka panik hingga menjual saham di marketplace, karena tidak menjual di bursa saham akibat semua orang panik kala itu. Margin call terjadi, IHSG turun tajam beberapa hari.

Hanya investor senior yang sudah mengingatkan sebelumnya yang tersenyum melihat bahwa investor pemula yang tidak bisa dibilangi, berprinsip yang penting cuan, fundamental sudah mati dan sering bilang bandar mah bebas akhirnya mendapatkan pelajaran dari bursa saham. Bursa saham itu kejam, orang yang tidak tahu mereka beli apa dihukum dengan ARB beruntun.

Itulah fase orang semua sadar bahwa investasi dengan modal ikut-ikutan berbahaya. Hal ini berulang kembali pada investasi cryptocurrency. Saat cryptocurrency memasuki fase bullish, Bitcoin yang awalnya 400 juta naik terus hingga menjadi 924 juta. Banyak coin yang harganya naik signifikan, dogecoin yang awalnya harganya dibawah 100 rupiah naik hingga Rp 10.498. Heboh semua, banyak orang yang ikut-ikutan beli  cryptocurrency termasuk yang kemarin rugi di saham saat fase bullish berakhir. Sejarah terus berulang, orang yang tidak mau mempelajari dari kesalahannya akan terus berulang.  Fase pesimis, fase optimis, fase euforia, dan fase pesimis kembali. Itu terus berulang di semua instrumen investasi yang bullish.

Jika kamu tertarik membeli reksadana dan belum pernah mendaftar pada aplikasi reksadana bibit . Kamu bisa cari aplikasi di play store atau IOS store atau bisa dengan klik link ini. Dapatkan cashback Rp 25,000 dari bibit dengan memasukkan kode semuatahunabungreksa pada saat melakukan pendaftaran.

Jika kamu tertarik membeli saham dan belum punya aplikasi untuk  beli saham. Bisa cari aplikasi ajaib  di play store atau IOS store atau bisa dengan klik link ini.  Dapatkan saham gratis secara acak dari ajaib securitas dengan memasukkan kode rayd648 pada saat melakukan pendaftaran.

Jika kamu tertarik berinvestasi di cryptocurrency, kamu bisa mendaftar di Indodax melalui link ini. Indodax adalah tempat perdagangan untuk 150 jenis cryptocurrency dan memiliki banyak pengguna di seluruh Indonesia. Jika kamu ingin skala internasional, kamu bisa daftar di Binance melalui link ini.  Pastikan kamu memiliki USDT atau BSUD, karena Binance menggunakan USDT atau BSUD.  Kalau kamu tidak punya keduanya, kamu bisa membelinya di Indodax. Lalu pindahkan ke wallet kamu yang ada di Binance.

Itulah Kesalahan Umum Investor Pemula. Terima kasih telah membaca di semuatahu.web.id dan semoga artikel ini bisa membantu kamu.

Tinggalkan komentar