Cara Agar Uang Mu Tidak Tergerus Inflasi

semuatahu.web.id – Cara Agar Uang Mu Tidak Tergerus Inflasi. Inflasi merupakan hal yang sudah umum terjadi di banyak negara termasuk Indonesia. Inflasi bukan berarti hal yang buruk bagi masyarakat. Walaupun secara konsep inflasi adalah kenaikkan harga sehingga membuat nilai uang kita berkurang untuk membeli barang yang sama, kita harus mengeluarkan nominal uang yang jauh lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Jadi secara tidak langsung uang yang kita miliki digerus oleh inflasi sehingga nilainya berkurang.

Pasti kamu sempat kepikiran, terus apakah ada cara agar uang kita tidak tergerus secara inflasi atau bahkan bagaimana caranya agar inflasi tidak terjadi?. Kalau pikiran itu sempat atau pernah muncul dibenak kamu, maka kamu sekarang membaca artikel yang tepat. Kita akan bahas penyebab inflasi dan macam inflasi, akibat inflasi, cara mengatasi inflasi, dan terakhir cara uang kita agar tidak tergerus inflasi.

Penyebab dan Macam Inflasi

Seperti kita tahu inflasi terjadi dari waktu ke waktu dan tidak terelekkan. Jadi sebenarnya apa yang menyebabkan inflasi itu agar kita bisa mencegah penyebab inflasi tersebut. Sebenarnya inflasi secara umum dibedakan menjadi dua macam inflasi yaitu inflasi yang terjadi karena inflasi dorongan biaya (Cost Push Inflation) dan inflasi tarikan permintaan (Demand Pull Inflation) . Mari bahas satu-satu per satu agar lebih paham.

Inflasi Harga (Price Inflation)

Inflasi Dorongan Biaya (Cost Push Inflation)

Inflasi dorongan biaya (Cost Push Inflation) sesuai namanya terjadi karena harga ongkos / biaya produksi barang atau jasa menjadi naik. Tentunya hal ini menyebabkan harga jual barang atau harga untuk jasa tersebut naik. Karena agar perusahaan dan orang penyedia barang atau jasa tersebut tetap bisa untung dalam menjual barang atau jasanya. Perusahan dan orang penyedia barang atau jasa harus untung agar bisa tetap memproduksi barang atau jasa, membayar karyawan, agar perusahaan atau usaha itu tetap berjalan sebagaimana mestinya dan tidak terjadi PHK sehingga perusahaan tidak gulung tikar / tutup.

Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation)

Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation) yang ini terjadi dikarena tarikan permintaan alias jumlah permintaan atas barang atau jasa yang meningkat dan tidak disertai jumlah barang atau jasa yang bisa memenuhi permintaan tersebut. Karena jumlah barang atau jasa lebih sedikit dibandingkan permintaan masyarakat atas barang atau jasa tersebut. Hal ini menyebabkan kelangkaan, sesuai hukum ekonomi kalau permintaan lebih besar dibandingkan penawaran maka harga barang atau jasa itu akan naik dengan sendirinya.

Inflasi Moneter (Monetary inflation)

Inflasi Moneter (Monetary inflation) adalah inflasi yang disebabkan oleh peningkatan jumlah uang beredar. Contoh yang disebabkan inflasi moneter yang terjadi pada 2021 di Amerika Serikat, Seperti diberita di New York Times  bahwa Amerika Serikat memberikan paket stimulus. Berita New York Times  tentang pemberiaan paket stimulus bisa dibaca disini. Kebijakan moneter the Fed  quantitative easing serta kebijakan Pemerintah Amerika Serikat untuk memberikan stimulus demi mendorong ekonomi berjalan walaupun terdampak wabah. Ditambah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat alias The Fed untuk menjaga suku bunga acuan agar tidak naik. Hal ini menyebabkan terjadinya inflasi di Amerika Serikat seperti yang ada diberita Wall street jurnal satu ini.

Akibat dan Dampak Inflasi

Akibat dan Dampak  Positif Inflasi

Inflasi membawa dampak positif bagi orang yang memiliki aset  seperti emas, properti dan saham. Karena akibat inflasi maka harga aset mereka tentu saja naik signifikan. Pihak yang berhutang akan merasakan terlihat suku bunga “asli” utang menurun, karena tingkat inflasi yang meningkat. Rumus suku bunga “asli” utang adalah tarif nominal dikurangi tingkat inflasi. Jadi kalau kamu berhutang dengan suku bunga 5% dan tingkat inflasi ada di  3% , maka suku bunga “asli” utang yang kamu bayarkan adalah 2%.

Bagi karyawan perusahaan selama inflasi yang terjadi wajar dan normal, maka inflasi akan menyebabkan kenaikkan gaji pegawai mengikuti laju inflasi. Jadi daya beli pegawai tidak rendah dan tingkat konsumsi masyarakat di negara itu tetap stabil, walaupun terjadi inflasi. Makanya saat bakso harga 500 rupiah masyarakat bisa beli. Saat sekarang bakso harga 10.000 rupiah, masyarakat masih bisa beli.

Baca juga:  Pengaruh Inflasi Terhadap Harga Emas

Akibat dan Dampak Negatif Inflasi

Seperti kita tahu inflasi dari dua macam jenis inflasi tersebut pada akhirnya menyebabkan kenaikkan harga barang atau jasa. Banyak orang yang menukar dengan mata uang lain atau aset non uang negara untuk investasi untuk lindung nilai kekayaan mereka agar tidak termakan inflasi dan ditambah suku bunga yang rendah jadi menabung di bank jadi tidak menarik. Hal ini menyebabkan pelemahan nilai tukar mata uang negara tersebut dan kenaikkan harga aset lainnya seperti saham, properti dan emas. . Hal ini berdampak pada daya beli rakyat negara yang mengalami inflasi berkurang.

Masyarakat yang tidak mengalami kenaikkan gaji akan mengalami penuruan konsumsi. Pendapatan negara dari pajak, bea cukai dan pendapatan perusahaan dari penjualan barang serta jasa berkurang sehingga membuat ekonomi mandek. Inflasi yang menyebabkan kenaikkan harga membuat dunia usaha tidak baik, karena harga barang atau jasa berubah-ubah terus menerus mengikuti tingkat inflasi.

Selama tidak terjadi hyper inflasi yang tak terkendali, maka inflasi hal normal terjadi dan pasti akan terjadi. Hanya kita harus melakukan tindakan agar uang kita tidak tergerus alias lindungi nilai uang kita.  Contoh akibat terjadi nilai tukar menjadi rendah dan harga barang serta jasa naik gila-gilaan alias hyper inflasi pernah terjadi di Zimbawe. Contoh saja harga sosis di Zimbawe saat sebelum terjadi hyper inflasi adalah 379 dollar Zimbawe dan setelah terjadi hyper inflasi, harganya naik menjadi 30 juta dollar Zimbawe. Uang semakin tidak berharga dan barang-barang semakin mahal. Kisah lengkap Hyper inflasi Zimbawe  bisa dibaca disini.

 

Cara Mengatasi Inflasi

Cara mengatasi inflasi yang biasanya dilakukan oleh bank sentral sebagai pembuat kebijakan moneter  adalah menaikkan suku bunga acuan. Dengan menaikkan suku bunga acuan akan memperlambat atau menghentikan pertumbuhan suplai uang beredar. Jadi dengan suku bunga acuan naik, maka masyarakat cenderung bakal menabung dan orang-orang akan mengurangi berhutang, dikarena bunga hutangnya naik dan bunga menabung bank dianggap lebih menarik bagi masyarakat. Kombinasi keduanya akan mencegah inflasi naik tak terkendali sehingga masih dikondisi wajar dan normal. Saat suku bunga acuan naik, pendapatan perusahaan akan menurun, karena berarti bunga utang mereka meningkat jadi mereka harus membayar lebih banyak. Pada akhirnya jumlah uang beredar berkurang.

Inflasi tidak akan dibuat menjadi nol atau bahkan minus, karena jika inflasi nol maka ekonomi negara tersebut mulai mengalami perlambatan dan aktifitas ekonomi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Karena inflasi  yang wajar dan terkendali adalah tanda ekonomi berjalan dengan baik. Jika inflasi minus atau deflasi, maka negara tersebut tidak baik-baik saja. Berarti ekonomi negara tersebut mengalami masalah. PHK, perusahaan bangkrut, tingkat kemiskinan naik, angka pengangguran meningkat, gaji karyawan menurun, jumlah pajak diterima negara berkurang, penurunan investasi dan saham.

Cara Agar Uang Mu Tidak Tergerus Inflasi

Cara agar uang mu tidak tergerus inflasi satu-satunya adalah investasi. Investasi memang dari awal tujuannya adalah melindungi nilai uang atau bahkan menambah jumlah uang yang kita miliki. Karena inflasi pasti tetap ada, jadi kita harus melawan inflasi dengan investasi. Investasi bisa banyak hal dari aset fisik dan aset non fisik. Investasi aset fisik seperti investasi pada komoditas seperti emas batangan antam atau emas batangan UBS, investasi properti seperti tanah, apartemen, rumah dan lain sebagainya. Investasi non fisik bisa berupa investasi saham dan reksadana.

Lebih baik mana investasi emas, properti, saham atau reksadana agar tidak tergerus inflasi?

Secara umum semua jenis investasi itu sama-sama baik, selama bisa melindungi nilai uang kita. Arti dari melindungi kita adalah harga aset investasi kita memiliki imbal hasil diatas tingkat inflasi jadi nilai uang masih terjaga. Emas, properti, saham atau reksadana semua bagus. Jika suka dengan aset fisik yang bisa dilihat dan rasakan secara langsung emas dan properti adalah pilihan yang tepat. Jika suka dengan aset non fisik maka saham dan reksadana adalah pilihan yang tepat.

Kenapa sebaiknya tidak investasi emas atau properti?

Sebenarnya bukan tidak baik investasi emas atau properti tetapi dilihat dari segi salah anggapan dari investasi emas dan biaya properti. Keduanya kurang bagus, seperti investasi emas. Banyak orang terutama wanita yang sudah ibu-ibu berinvestasi emas tapi karena salah anggapan, mereka membeli emas dalam perhiasan. Karena percaya harga emas terus naik dan bisa mengalahkan inflasi. Nyatanya harga emas itu naik turun sama seperti investasi saham atau reksadana tetapi karena emas yang dibeli emas perhiasaan.

Harga emas saat pembelian itu termasuk ongkos pembuatan emas menjadi perhiasan, sedangkan saat menjual harga emas tidak memasukkan biaya ongkos pembuatan emas menjadi perhiasan. Ini menyebabkan kerugian saat penjualan emas. Karena sebenarnya emas yang layak di investasikan itu emas batangan, emas batangan bisa keluaran antam atau UBS. Jadi saat membeli dan menjual tidak ada biaya ongkos pembuatan. Jadi bisa jual untung saat harga komoditas emas naik.

Untuk investasi properti selain harga properti yang mahal dan tidak semua orang bisa membeli properti, apalagi untuk dijadikan investasi. Ditambah ada biaya perawatan, biaya pajak properti setiap tahunnya. Selain itu menjual properti itu semudah menjual emas, saham atau reksadana. Karena semakin mahal properti, maka semakin sedikit yang bisa membelinya. Jadi tidak likuid alias tidak bisa dengan cepat diperjualbelikan. Jadi butuh waktu bulanan bahkan tahunan untuk menjual properti sesuai harga yang diinginkan, walaupun harganya setiap tahun naik tapi tidak ada yang bisa beli saat butuh uang itu juga, ya sama aja bohong.

Kenapa sebaiknya investasi saham atau reksadana agar tidak tergerus inflasi?

Kenapa lebih disarankan investasi saham atau reksadana. Selain karena tingkat likuditasnya tinggi dan bisa mengalahkan tingkat inflasi. Saham, tidak membutuhkan biaya perawatan dan pajak tahunan.  Sedangkan reksadana walaupun ada manajemen fee atau expense ratio, itu  kecil dibandingkan biaya perawatan properti per tahun dan tidak usah bayar pajak, karena reksadana adalah investasi bebas pajak sesuai UU PPh Pasal 4 Ayat 3. Tidak ada anggapan salah masyarakat ke reksadana. Jadi saat membeli reksadana untuk investasi. Maka mereka bisa mendapatkan sesuai yang diinginkannya.

Baca juga: Perbedaan Nabung Saham, Reksadana dan Nabung Uang di Bank

Jika kamu tertarik membeli reksadana dan belum pernah mendaftar pada aplikasi reksadana bibit . Kamu bisa cari aplikasi di play store atau IOS store atau bisa dengan klik link ini. Dapatkan cashback Rp 25,000 dari bibit dengan memasukkan kode semuatahunabungreksa pada saat melakukan pendaftaran.

Jika kamu tertarik membeli saham dan belum punya aplikasi  beli saham. Bisa cari aplikasi ajaib  di play store atau IOS store atau bisa dengan klik link ini.  Dapatkan saham gratis secara acak dari ajaib securitas dengan memasukkan kode rayd648 pada saat melakukan pendaftaran. Siapa tahu beruntung dapat saham Indofood atau saham Astra Internasional.

Itulah Cara Agar Uang Mu Tidak Tergerus Inflasi. Terima kasih telah membaca di semuatahu.web.id dan semoga artikel ini bisa membantu kamu.

Tinggalkan komentar