Inilah Alasan Kenapa Saham baru IPO Langsung Auto Reject

semuatahu.web.id – Inilah Alasan Kenapa Saham baru IPO Langsung Auto Reject. Saham IPO adalah saham dari perusahan yang baru melakukan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran umum perdana di Bursa Efek Indonesia. Saham IPO biasanya selalu auto reject pada saat-saat awal  masuk bursa saham. Ini dikarena beberapa faktor yaitu faktor saham perusahaan yang IPO itu sendiri,  proses IPO,  dan anggapan masyarakat.  Mari kita bahasa satu-satu alasan saham yang baru IPO bisa auto reject atas atau ARA dan auto reject bawah atau ARB.

Alasan Saham yang Baru IPO bisa Auto Reject Atas (ARA)

Perusahaan yang IPO

Perusahaan yang sahamnya baru IPO menjadikan alasan paling pertama kenapa saham itu bisa Auto Reject Atas (ARA). Karena reputasi dan populernya perusahaan itu di masyarakat, maka banyak orang yang berbondong-bondong dan rebutan untuk membeli saham IPO perusahaan tersebut.  Antusiasme masyarakat yang tinggi membuat saham yang baru IPO  Auto Reject Atas (ARA) di hari awal saham itu tercatat atau listing di bursa saham.

Proses IPO

Investor dan trader saham mendaftarkan dirinya melalui E-IPO untuk ikut proses awal yaitu book building yang merupakan penawaran awal dimana investor bisa mengajukan minat atas saham IPO dengan rentang harga tertentu sebelum perusahaan dan sekuritas sebagai underwriter menentukan harga saham IPO berdasarkan data book building jadi peminat banyak atau oversubscribe maka ada kemungkinan harga saham akan jauh lebih tinggi dibandingkan rentang tersebut  ; lanjut ke proses offering atau penawaran dimana harga saham IPO sudah final dan bukan rentang lagi ;

Allotment yang merupakan alokasi penjatahan bagi masing-masing peminat, jika jumlah saham yang diminta oleh peminat saham IPO lebih besar dibandingkan jumlah saham yang disediakan untuk dilepas ke publik ; distribusi adalah proses distribusi saham kepada peminat saham sesuai jumlah penjatahan yang ditetapkan; refund yang merupakan pengembalian uang yang tidak dipakai untuk membeli, karena tidak mendapatkan penjatahan saham IPO ; listing yang merupakan waktu saham perusahaan dicatatkan ke Bursa Efek Indonesia.

Karena proses IPO tidak semua orang bisa mendapatkan jatah alokasi saham IPO sesuai yang dipesan, akibatnya banyak yang akan mengantri beli di pasar sekunder yaitu bursa saham. Karena banyak yang ingin beli tapi sedikit atau bahkan tidak ada yang menjual, maka harganyanaik hingga Auto Reject Atas (ARA) pada hari awal listing atau tercatat di bursa saham.

Baca juga: Keuntungan dan Dampak IPO Bagi Perusahaan

Anggapan masyarakat

Karena banyak orang yang menganggap bahwa saham yang baru IPO pasti Auto Reject Atas (ARA). Karena ini yang sering terjadi di bursa saham selama ini. Karena begitu banyak orang yang membeli saham IPO dan yakin bahwa saham IPO yang sudah ARA bakal ARA kembali untuk hari besoknya.

Masa Distribusi Bandar Saham

Masa Distribusi Bandar Saham IPO kepada investor dan trader retail sehingga harus membuat saham yang baru IPO mengalami Auto Reject Atas (ARA) pada hari pertama saham itu IPO tercatat atau listing di bursa saham. Bandar saham harus menjual sebagian besar atau seluruh saham yang tidak laku saat proses IPO atau saham yang didapatkan dalam jumlah besar oleh bandar saham itu saat periode saham IPO. Untuk itu bandar saham perlu menggoreng saham tersebut hingga Auto Reject Atas (ARA) untuk menarik perhatian spekulan saham.

Baca juga:  Inilah Alasan Kenapa Saham bisa Harga Gocap alias 50 rupiah

Alasan Saham yang Baru IPO bisa Auto Reject Bawah (ARB)

Kegilaan Pasar Berakhir

Kegilaan pasar berakhir, karena harga saham tidak mungkin harganya terus naik setiap hari. Karena uang semua orang ada batasnya, tidak mungkin sesuatu tidak ada ujungnya. Saat itu terjadi market bubble pecah hingga bisa Auto Reject Bawah (ARB) , ini akibat harga terus naik tanpa disertai fundamental yang mendukung. Jadi hanya mengandalkan antusias masyarakat dan kegilaan pasar.  Karena yang menahan harga tidak jatuh lebih dalam itu hanya para investor  saham yang hold alias tidak menjual saham, investor saham memiliki dana terbatas jadi hanya akan hold serta membeli saham yang berfundamental baik dengan harga murah yang masuk akal. Sedangkan trader berhenti membeli saat analisa teknikal saham IPO tidak mendukung dan spekulan akan berhenti membeli saat harga sudah tidak naik kembali.

Take Profit

Pembeli saham IPO  seperti spekulan saham, trader saham dan pembeli saham IPO yang pertama dapat jatah alokasi melakukan take profit besar-besaran. Take proft yang dilakukan secara bersamaan, masif dan besar-besaran di hari yang sama membuat harga saham yang baru IPO mengalami penurunan hingga ke Auto Reject Bawah (ARB).

Baca juga: Inilah Alasan Kenapa Berinvestasi Jangka Panjang Lebih Menguntungkan

Panic Selling

Panic selling saham ketika terjadi penuruan harga saham yang biasanya sebelumnya ARA. Ini membuat spekulan panik sehingga ikutan menjual karena panik agar bisa keluar dari saham tersebut sebelum rugi lebih banyak. Banyaknya orang yang menjual saham IPO dan sedikit jumlah orang yang mau membeli saham tersebut membuat  Auto Reject Bawah (ARB) selama beberapa hari. ARB pertama, pesisme,  kepanikan, dan rasa ingin keluar dari saham itu membuat saham yang baru IPO ARB beruntun.

Mark Down Harga Saham

Mark Down harga saham oleh bandar saham, setelah bandar saham selesai mendistribusikan sahamnya kepada investor, trader dan spekulan saham. Bandar saham akan mark down harga saham hingga harganya menjadi cukup murah sebelum membelinya kembali untuk digoreng kemudian.

Itulah  Alasan Kenapa Saham baru IPO Langsung Auto Reject. Terima kasih telah membaca di semuatahu.web.id dan semoga artikel ini bisa membantu kamu.

 

Tinggalkan komentar